Kenapa Kita Sering Salah Paham Soal Sukses?
Di usia 20-an, kita sering merasa tertinggal hanya karena tidak sesuai “jadwal hidup” yang ada di kepala kita. Lulus kuliah umur segini, dapat kerja tahun ini, nikah umur sekian, lalu punya rumah. Semuanya terasa seperti daftar centang yang harus selesai sebelum usia 30. Padahal, kenyataan di lapangan seringkali berbeda jauh dari rencana.
Narasi bahwa kesuksesan itu harus dicapai secepat mungkin—apalagi sebelum usia 30—terlalu sering kita dengar dari media sosial atau cerita-cerita motivasi. Tapi, benarkah sukses itu secepat dan serapi itu? Jawabannya: tidak selalu. Banyak orang sukses yang justru mengalami fase jatuh-bangun berkali-kali sebelum akhirnya stabil di usia yang lebih matang.
Sukses Itu Tidak Satu Jalur
Kita terbiasa melihat sukses sebagai garis lurus dari titik A ke B. Padahal hidup lebih mirip seperti permainan ular tangga. Ada naik, ada turun, bahkan ada yang stuck di satu titik untuk waktu yang cukup lama. Tapi bukan berarti permainan selesai. Sama halnya dengan hidup.
Contoh nyatanya bisa kita lihat dari tokoh-tokoh besar. Oprah Winfrey sempat dipecat dari pekerjaannya sebagai penyiar karena dianggap “tidak cocok untuk TV.” J.K. Rowling menulis Harry Potter saat menjadi ibu tunggal dan hidup dalam keterbatasan ekonomi. Mereka tidak “langsung” sukses. Tapi mereka tetap jalan, dan akhirnya berhasil.
Quarter Life Crisis dan Tekanan Sosial
Banyak dari kita mengalami yang disebut quarter life crisis—fase galau di usia 20-30an karena merasa hidup belum sesuai harapan. Lihat teman yang sudah punya startup, menikah, atau keliling dunia, kita mulai mempertanyakan nilai diri sendiri. Padahal, membandingkan proses hidup kita dengan orang lain itu tidak adil, apalagi hanya berdasarkan pencapaian luarnya saja.
Media sosial sering jadi sumber tekanan itu. Orang lebih suka menampilkan highlight, bukan perjuangan di balik layar. Akibatnya, kita sering lupa bahwa tiap orang punya waktu, ritme, dan jalan yang berbeda. Menyadari ini adalah langkah penting agar tidak terjebak dalam overthinking dan kecemasan.
Menemukan Makna Sukses Versi Diri Sendiri
Tidak ada satu definisi sukses yang berlaku untuk semua orang. Makna sukses bisa berbeda-beda: bagi sebagian orang, sukses adalah punya karier cemerlang; bagi yang lain, mungkin cukup dengan hidup tenang bersama keluarga. Yang penting, kita jujur pada diri sendiri: apa yang benar-benar membuat kita merasa utuh?
Menemukan makna sukses versi pribadi memang butuh waktu. Kita mungkin harus melewati banyak percobaan, gagal berkali-kali, dan menghadapi ketidakpastian. Tapi proses itu penting. Karena tanpa proses, kita tidak akan tahu siapa diri kita dan apa yang sebenarnya kita inginkan.
Pelan Bukan Berarti Gagal
Kita perlu membuang mindset bahwa sukses itu harus cepat dan lurus. Realitanya, banyak jalan memutar yang justru membawa kita ke versi terbaik dari diri kita. Bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap bertahan dan terus mencoba meski jalannya rumit.
Jadi, kalau kamu merasa tertinggal, gagal, atau bingung arah—tenang saja. Kamu tidak sendirian. Hidup bukan lomba lari cepat. Ini lebih seperti maraton, bahkan kadang labirin. Tapi selama kamu terus bergerak, kamu sedang menuju sukses versimu sendiri.